Minggu, 16 Maret 2008

Teknologi Informasi, Merusak Moral ?

Teknologi dari segi istilah bisa diartikan sebagai serangkaian alat yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Ketika kita berbicara mengenai teknologi maka kita pasti berbicara alat. Ketika orang jaman dahulu baru mengenal batu untuk memecahkan kulit buah-2an yang keras untuk dimakan isinya, maka itulah teknologi. ketika orang mengenal logam, sebut saja pisau untuk memotong daging hewan buruan, itulah teknologi.
Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia, jadi di sini teknologi adalah suatu kebutuhan yang mau tidak mau orang harus menerima kalau ingin hidupnya mudah. Teknologi pada dasarnya bersifat netral, ketika dia belum digunakan. Ketika orang menuduh teknologi sebagai biang kerusakan, itu tentu saja salah alamat. Orang harus melihat the man behind the gun, bukan melihat "the gun" nya. Sebagai contoh populer : sebuah pisau di tangan seorang pembunuh bisa mengakibatkan nyawa orang melayang, tetapi pisau yang sama di tangan seorang ahli bedah, dia justru bisa menyelamatkan nyawa orang yang sedang menjalani operasi. Jadi jangan melihat pisaunya tapi lihat siapa yang memegang pisau.

Teknologi Informasi sebagai hasil kemajuan pengetahuan manusia, juga pasti tidak luput dari pembiasan fungsi. Ketika orang mengembangkan teknologi informasi tentu saja ber7an untuk mendekatkan jarak antar individu sehingga dapat berkomunikasi dengan orang jauh secara real time seakan berhadapan langsung. Jadi teknologi informasi adalah kebutuhan dan keniscayaan dari peradaban manusia dewasa ini. Sekarang bayangkan kita hidup di jaman ini tapi kita tidak memanfaatkan teknologi informasi, mau ke mana kita?
Sekarang kembali ke netralitas teknologi informasi, ketika seorang hacker (istilah cracker sebenarnya lebih tepat) membobol rekening nasabah bank, apakah kita akan menyalahkan para pengembang Teknologi Informasi? ketika beberapa remaja & anak2 sekolah cekikikan di warnet karena membuka gambar2 porno, apakah kita akan menyalahkan pengembang teknologi informasi? Lalu kalau begitu bagaimana dengan seorang wartawan yang mengirimkan berita dan foto-2 kejadian terbaru ke kantor redaksi yg jauh jaraknya dengan menggunakan e-mail, lalu bagaimana para polisi yang mampu mengungkap kasus kejahatan dengan menggunakan scan sidik jari dari para penjahat? dan bagaimana pula seorang bapak yang bekerja di luar daerah bisa melakukan percakapan dan melihat anak kesayangannya di rumah dengan menggunakan fasilitas 3G pada ponsel maupun laptopnya?.

Jadi sekarang yang jadi pekerjaan rumah kita semua adalah, bagaimana caranya supaya anak-anak kita tidak terbawa menggunakan teknologi untuk hal yang dilarang agama. Intinya adalah Pembinaan dan contoh dari orang tua. Bagaimana mungkin si anak tidak suka film porno, kalau bapaknya punya koleksi lusinan. Si anak pasti akan belajar dari lingkungan, dan lingkungan yang paling banyak mempengaruhi tabiat anak tentu saja adalah : keluarganya sendiri.

Read more...

  © Green islamic Template by islamic313.blogspot.com 2008