Jumat, 17 April 2009

Caleg Stress, Bagaimana kita menyikapinya?

Pemberitaan di berbagai media massa tentang caleg stress karena tidak terpilih menjadi anggota dewan, mungkin membuat prihatin sebagian kalangan. Sejumlah kasus yang sudah muncul akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data yang masuk ke KPU, bahkan ada yang memprediksikan booming caleg stress akan terjadi 1 atau 2 bulan pasca Pemilu 9 April 2009. Lantas bagaimana kita menyikapinya?
Sebagai warga negara yang memimpikan kesejahteraan kita seharusnya bisa mengambil hikmah dari berbagai kasus tersebut. Calon Anggota Legislatif yang gagal lalu mengalami depresi berat berarti dia mempunyai sifat-sifat yang harus menjadi catatan kita.
Yang pertama, Caleg yang depresi berat bisa dipastikan dia telah mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk biaya kampanye. Bisa kita tebak apa yang dia cari seandainya dia terpilih menjadi anggota dewan, yang pasti dia akan berusaha mengembalikan modalnya melalui kedudukannya sebagai seorang wakil rakyat.
Yang Kedua, Caleg yang depresi berat pastilah tidak memiliki landasan spiritual yang kuat, sehingga dia kehilangan pegangan ketika tujuannya tidak tercapai. Coba kita bayangkan seandainya orang-orang seperti ini duduk di dewan menjadi wakil rakyat, apa yang bisa diharapkan dari mereka yang tidak punya pegangan.
Ketiga, caleg yang depresi berat, pasti sebelumnya sudah yakin akan menang (belum selesai, lg sibuk ngurusin ujian-2 anak2) 

Read more...

  © Green islamic Template by islamic313.blogspot.com 2008